Alat Musik



   Iringan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu tarian. Musik iringan yang digunakan Tari Ronggeng Bugis menggunakan iringan improvisasi dari beberapa alat musik tradisional cirebon. Musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Ronggeng Bugis merupakan musik eksternal,disebut eksternal karena semua musik berasal dari luar diri penari yaitu semua musik berasal dari pemain musik baik musik yang dimainkan dengan alat musik maupun dengan suara para pemain musik. Karena Tari Ronggeng Bugis dapat dipentaskan tidak hanya diatas panggung namun sering juga dipentaskan dalam bentuk Halaran maka alat musik yang dimainkan berbeda dan jumlah alat musik yang diatas panggung biasanya menggunakan gamelan lengkap. Jika dalam bentuk halaran musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Ronggeng Bugis hanya beberapa alat musik saja. Alat musik yang dimainkan berasal dari gamelan cirebon bukan gamelan sunda,yang menggunakan laras pelog.

    Bunyi tabuhan musik iringan dalam Tari Ronggeng Bugis ikut mewarnai dan menegaskan situasi komunikasi dengan hentakan musik yag dapat membawa emosi para penari maupun penonton,karena bisa mengatarkan makna atau pesan yang ada di dalam Tari Ronggeng Bugis,bunyi tabuhan yang menghentak dan semangat dapat menggambarkan dan membangkitkan jiwa heroisme bagi para penarinya.

Berikut gambar alat-alat musik yang ada di sanggar pringgadhing yang digunakan untuk mengiringi Tari Ronggeng Bugis:

Saron
 

Saron merupakan alat musik tradisional jawa yang terbuat dari bahan logam perunggu,dan cara memainkannya yaitu dengan dipukul menggunakan alat bantu pemukul yang terbuat dari kayu dengan bentuk seperti palu. Biasanya saron terdiri dari empat buah dalam satu set gamelan. Cepat lambatnya tabuhan pada saron tergantung dari komando kendang dan jenis gendhingnya.

 Bonang
 

Bonang merupakan salah satu alat musik yang digunakan dalam gamelan jawa. Bonang juga merupakan instrumen melodi terkemuka digedung gamelan sunda. Cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul atau ditabuh pada bagian atasnya yang menonjol atau disebut dengan pencu(pencon) dengan menggunakan dua pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dibungkus dengan kain atau disebut bindhi. Bonang yang terdapat disanggar pringgadhing merupakan bonang yang terdapat dalam instrumen gamelan cirebon. Bentuknya berbeda dengan bonang jawa dan bali maupun degung sunda,namun bunyi yang keluar sama.

Kempyang
 

Kemyang atau kempyang yang biasa disebut dalam gamelan jawa. Bentuk kemyang cirebon berbeda dengan kampyang jawa. Cara untuk menabuh kemyang yaitu dengan dibantu alat pukul yang terbuat dari kayu yang berbentuk seperti palu.

Kebluk/tutukan
 

Ialah salah satu jenis alat musik yang berfungsi untuk menuntun ketetapan irama lagu yang tengah dimainkan oleh para pemain musik. Kalau dalam gamelan jawa tutukan atau kebluk ini disebut dengan ketuk. Kebluk juga biasa dipukul dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu yang dilapisi kain.

Kendang ketipung sunda
 

Ialah alat musik pokok yang ada pada Tari Ronggeng Bugis. Kendang ketipung menjadi penentu dalam alunan musik untuk mengatur tempo,yang mengatur dan mengendalikan irama tabuhan yang disajikan diawal maupun diakhir pertunjukan. Selain itu pula mempunyai peranan sebagai mitra untuk menata ritme atau memperkuat gerak yang ditampilkan penari,kendang ketipung juga sebagai penentu suasana dalam tarian.

Gong kecil/kiwul
 

Ialah salah satu alat musik pengirig Tari Ronggeng Bugis yang terbuat dari kuningan,ada juga yang terbuat dari tembaga yang berbentuk bulat dan ditengahnya terdapat penclo. Teknik menabuhnya dipukul memakai alat pukul gong yang berasal dari kayu dengan kepala pukul menggunakan bahan seperti gulungan kain,gong kecil/kiwul berperan sebagai pengakhir disetiap bait lagu.

Kecrek
 

Ialah merupakan alat musikpendukung yang memberi variasi dalam iringan Tari Ronggeng Bugis atau memberi warna pada ritme-ritme yang digarap oleh penabuh ketipung. Yang terbuat dari lempengan besi dengan jumlah tiga lembar yang dialasi dengan kayu,teknik menabuhnya dipukul oleh pemukul yang terbuat dari kayu.

Klenang
 

Ialah alat musik pendukung dalam musik iringan Tari Ronggeng Bugis. Klenang biasa digunakan saat pertunjukan Tari Ronggeng Bugis yang dihelarkan atau helaran,karena lebih mudah untuk dibawa dan bunyinya juga sudah ramai,jadi klenang adalah alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Ronggeng Bugis pada saat pementasan dijalan raya,lapangan terbuka,pawai atau car free day.
Tari Ronggéng Bugis adalah kesenian adat keraton Cirebon yang berperan sebagai tontonan yang menghibur bagi penontonnya. Tari Ronggéng Bugis juga menjadi media politik dalam penyamaran prajurit Cirebon yakni dengan menjadi ronggéng yang berperan sebagai telik sandi. Dalam perkembangan selanjutnya Tari Ronggéng Bugis berfungsi sebagai salah satu jenis seni pertunjukan yang bersifat hiburan. Pada akhirnya, kesenian ini menjadi produk budaya untuk kepentingan berbagai peristiwa budaya pada masyarakat Cirebon yang dipentaskan dalam bentuk helaran maupun pertunjukan di atas panggung.

   Pada tahun 1999 Festival Keraton Nusantara III dilaksanakan di Keraton Mangkunegara Surakarta. Tari Ronggéng Bugis tampil lagi dalam bentuk helaran. Jumlah penarinya 20 orang. Akhirnya, setiapkali ada Festival Keraton Nusantara, tari Ronggéng Bugis senantiasa mendapat kesempatan untuk tampil.

   Tari Ronggéng Bugis dikategorikan sebagai tari kelompok. Satu kelompok penari berjumlah genap dan dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing.kelompok dipimpin oleh seorang penari senior. Kelompok tersebut membuat pola lantai berjejer dua lurus ke belakang. Gerak tari yang disajikan oleh penari Ronggéng Bugis beragam. Gerakan tidak dilakukan bersama-sama, artinya masing-masing penari memiliki karakter berbeda sesuai dengan peran yang diberikan. Meskipun rangkaian gesture atau ragam gerak tarinya belum dibakukan, namun ada beberapa motif gerak yang telah mempunyai nama sendiri.

    Pada awalnya tari Ronggéng Bugis berfungsi sebagai tari helaran (arakarakan) yang pentasnya dilakukan di jalanan. Akan tetapi,dalam perkembangan selanjutnya, tari Ronggéng Bugis kemudian dijadikan sebagai tari pertunjukan yang dipentaskan di panggung. Koreografinya, baik untuk helaran maupun panggung, tidak jauh berbeda, yang membedakannya adalah dari segi jumlah penari dan durasinya.Untuk pertunjukan di panggung, biasanya durasi waktu disesuaikan dengan kebutuhan.


Tari Ronggéng Bugis diiringi dengan lagu ungkut. Tabuhan
kendangnya bertalu-talu dan para penabuhnya seolah-olah tengah ikut menari. Mereka menggerakkan bahu dan badan sembari memberi kesan
humor, gembira, dan terus berusaha untuk menimbulkan kesan meriah.
Penyajiannya tentu saja berbeda antara di panggung dan dalam helaran (arak- arakan). Durasi waktu relatif lebih singkat, sekitar 5-10 menit, karena pertunjukannya dikemas sedemikian rupa.maka Ronggeng Bugis mulai lebih dikenal oleh masyarakat. Ronggeng Bugis dikembangkan terutama pada Festival Keraton Nusantara berikutnya tarian ini juga selalu diikutsertakan I tahun 1994 di Yogyakarta. Pada even festival keraton nusantara berikutnya tarian ini juga selalu diikutsetakan. Tarian ini juga dibawakan oleh duta budaya Pramuka STAIN Cirebon ke berbagai daerah seperti pada tanggal 22 – 30 September 2002 di Lampung Selatan, 23 – 31 Agustus di Kepulauan Seribu.

0 komentar:

Posting Komentar