Mekanisme Pertunjukan, Kostum dan Tata Rias, Jalannya Pertunjukan, Animo Masyarakat dan Tuntutan untuk Penonton





  •         Mekanisme Pertunjuksn


     Waditra yang dipakai Kelenang, Gong Kecil, Kendang, Kecil, Kecrek. Oleh Sanggar Sekar Pandan Waditra ditambah dengan Saron. Ronggeng Bugis dikategorikan kesenian ider ideran / iring iringan / heleran, yang biasa dipakai sebagai pesertapawai keliling kota, namun bisa juga ditampilkan pada panggung yang terbatas.

  •   Kostum dan Tata Rias


     Wajah penari dirias secara jenaka, memakai gelungan kecil dan bunga. Kostum terdiri dari kebaya berwarna menyala, terkadang memakai rompi dan kain batik dodot yang diikat dengan stagen  Atau menggunakan variasi lain dengan penampilan yang mencolok yang mengundang senyum lebar penonton. Sanggar Sekar Pandan pernah menampilkan kostum ibu pada kesempatan hamil tua yang atraktif. Pada kesempatan lain gelungan kecil tidak difiksasi secara kuat, sehingga gelungan rambut tersebut terjatuh yang mengundang senyum lebar penonton.

  •  Jalannya Pertunjukan


     Apabila dilakukan pada panggung pertunjukan diawali dengan terlalu kurang lebih selama 5 menit. Penari keluar pada penampilan pertama gerak tarinya lincah dan dinamis, semua anggota tubuh termasuk mata, mulut dan rambut digerakkan dengan lucu dan didominasi oleh gerak mengintai dan mengawasi. Apabila telah dianggap cukup waktunya, maka pertunjukan diakhiri dengan gerak tari berjalan. Penari Telik Sandi biasa ditarikan oleh minimum 4 orang bahkan bisa sampai belasan orang. Namun setiap individu penari bisa melakukan improvisasi gerak sesuai dengan gaya masing-masing.

  • Tuntunan untuk penonton

     Ronggeng Bugis atau Telik Sandi mempunyai pitutur sinandi terkandung suatu ajaran luhur bahwa kita hendaknya hidup sederhana, panarima, berkarya, ulet dan waspada Ronggeng Bugis yang dikembangkan di Cirebon, bersifat Islami, memiliki kepewiraan. Tari Ronggeng Bugis ini bukan untuk menonjolkan identitas yang tidak jelas secara kelamin atau gender yaitu antara laki-laki dengan perempuan atau banci, akan tetapi heroisme keperwiraan yang penuh dengan resiko namun dikemas dengan cerdas dalam bentuk telik sandi atau spionase. Menurut sebagian pendapat lisan, pasukan telik sandi ini dipimpin oleh panglima wanita yang cantic, cerdas dan gagah perkasa, yaitu Nyi Mas Gandasari yang berasal dari Kerajaan Aceh, murid Ki Sela Pandan, Pendiri Cirebon.


0 komentar:

Posting Komentar