Terbentuknya
dan lahirnya Tarian Ronggeng Bugis ini adalah sebagai samaran atau menyamar
dalam kegiatan memata-matai musuh. Tari yang dimainkan oleh kaum laki-laki ini
didandani seperti perempuan dan ditampilkan dalam bentuk sendra tari yang
mengandung unsur humoris. Kata “Bugis” yang melekat pada nama tari Ronggeng
Bugis ini identik dengan nama salah satu suku bangsa di Pulau Sulawesi bagian
selatan selain suku bangsa Makassar, dan Toraja. Kaitan antara Kerajaan Cirebon
dengan suku Bugis ini adalah bahwa orang-orang bugis telah menjadi bagian dari
pasukan telik sandi Cirebon sehingga namanya menjadi Ronggeng Bugis.
Secara umum,
kata ronggeng adalah penari wanita atau tandak, primadona sebagai teman menari,
misalnya pada tayuban(Tari
Tayuban , atau acara Tayuban, merupakan salah satu kesenian
Jawa Tengah yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini
mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat. Unsur keindahan diiikuti dengan
kemampuan penari dalam melakonkan atau menampilkan tari yang dibawakan). Bugis adalah nama tempat yang
sekarang dikenal dengan Makasar. Dengan demikian, pengertian Ronggeng Bugis
adalah tarian yang berasal dari Bugis, Tari Ronggeng Bugis ini tercipta atau
diilhami dari kisah sejarah masa lalu, saat Kerajaan Cirebon dibantu oleh
Kerajaan Bugis, baik di era Galuh, masa Portugis, maupun masa kolonial. Ketika
bantuan Kerajaan Bugis tidak diperlukan lagi, mereka kembali ke Bugis.
Sebagian
kecil sisanya meninggalkan diri karena telah merasa betah dan terikat perkawinan
dengan orang Cirebon. Pementasan Ronggeng Bugis diiringi oleh gamelan/waditra
yang terdiri atas kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron. Para
penari semuanya laki-laki yang menggunakan kebaya berwarna menyolok dan terang.
Sanggul kecil ditempelkan di belakang kepala pada posisi miring. Make up
mencolok dan gambar bibir yang miring sehingga perpaduan seluruh hiasan yang
digunakan memunculkan kesan lucu yang mengundang tawa. Tata rias dan pakaian
yang digunakan tidak selamanya baku. Semua dapat berubah-ubah sesuai dengan
bayangan kesan yang akan mengundang gelak tawa penonton. Jumlah penari pada
satu pementasan tidak ditentukan secara khusus. Rata-rata berjumlah antara
empat sampai dengan sembilan orang. Jumlah penari akan disesuaikan dengan luas
arena pertunjukkan.
Tarian
tersebut rata-rata memerlukan arena cukup luas karena dilakukan dengan gerakan
lincah, penuh gerakan atraktif, dan dilakukan oleh beberapa penari. Atraksi
tari dimulai dengan munculnya seorang penari yang memperagakan gerakan lucu.
Gerakan tarian yang dibawakan beritmik pelan dan gemulai. Setelah itu, muncul
enam penari lain beriringan melakukan gerakan tari yang sama,
berlenggang-lenggok dengan berbagai gerakan. Gerakan selanjutnya adalah gerakan
yang mengandung cerita lucu. Berbagai gerakan lucu tersebut berlangsung antara
sepuluh hingga lima belas menit. Kelucuan tidak terbatas pada gerakan, juga
memanfaatkan hiasan yang dikenakan. Misalnya sanggul salah seorang penari
copot, lalu sanggul tersebut dilemparkan ke arah pemain gamelan, dan lain
sebagainya.
Jalannya
pertunjukan, apabila dilakukan pada panggung pertunjukan diawali dengan waktu
kurang lebih selama 5 menit. Penari keluar pada penampilan pertama gerak
tarinya masih lembut. Pada penampilan berikutnya gerak tarinya lincah dan
dinamis, semua anggota tubuh termasuk mata, mulut dan rambut digerakkan dengan
lucu dan di dominasi oleh gerak mengintai, memata-matai dan mengawasi. Apabila
telah dianggap cukup waktunya, maka pertunjukan diakhiri dengan gerak tari
berjalan. Penari Telik Sandi biasa ditarikan oleh minimum 4 orang bahkan bisa
sampai belasan orang. Namun setiap individu penari bisa melakukan improvisasi
gerakannya sesuai dengan gaya masing-masing. Jadi asal mula tarian Ronggeng
Bugis ini adalah dilatarbelakangi oleh ketegangan yang terjadi antara kerajaan
Cirebon dengan Kerajaan Islam. Sunan Gunung Djati sebagai Raja Cirebon saat itu
menyuruh seorang kerabat kerajaan yang berasal dari Bugis untuk memata-matai
atau saat itu dikenal dengan istilah telik sandi Kerajaan Padjajaran.
Tarian
Ronggeng Bugis juga mempunyai pandangan unik dan melambangkan keagungan sekelompok
prajurit Sunan Gunung Djati dalam mengabdi kepada bangsa dan negaranya,
walaupun cara apapun dilakukan asalkan tidak melanggar ketentuan yang diajarkan
oleh agama. Tari ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Jadi pada tahun
1990 setelah diajarkan di Keraton Kacirebonan oleh Bapak Handoyo dengan
dukungan Pangeran Yusuf Dendabrata, maka tari Ronggeng Bugis ini bisa
dikenal oleh masyarakat luas. Dan mulai diinovasikan terutama pada acara
festival Keraton Nusantara juga selalu diikut sertakan di tahun 1994 di
Yogyakarta. Nama Bugis yang dikenal sebagian masyarakat, akan mengira jika tari
Ronggeng Bugis ini berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan. Namun, itu hanyalah
sebuah nama tarian yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tarian yang di
padu dengan gerakan tari komedi ini dimainkan oleh satu atau beberapa penari
laki-laki yang menggunakan busana wanita. Busana yang digunakan adalah busana
mirip badut yang memiliki kesan lucu, sehingga tak jarang masyarakat yang
melihat pun tertawa. Hal tersebut merupakan ciri khas dari tarian Ronggeng
Bugis ini.
Tari Ronggeng Bugis adalah satu jenis kesenian
tradisional di Cirebon dan merupakan seni
pertunjukan rakyat untuk menghibur penonton dengan tarian dan ekspresi penuh
dengan kejenakaan atau
lelucon dan mengundang tawa bagi yang menyaksikannya. Ronggeng Bugis
dikenal juga dengan nama Tari Telik Sandi. Secara harfiah nama kesenian ini
terdiri dari dua kata yaitu Ronggeng dan Bugis. Secara umum pengertian ronggeng adalah penari
wanita atau tondak primadona sebagai teman menari. Di Cirebon ada juga seni pertunjukan
rakyat yang penarinya adalah monyet yang disebut dengan ronggeng kethek (ledek kunyuk), tarian
monyet yang jenaka yang meniru gerak-gerik manusia. Namun yang dimaksud
ronggeng dalam Ronggeng Bugis ini adalah penari pria yang berbusana wanita.
Yang dimaksud dengan busana wanita disini pun bukanlah busana dengan tata rias
yang cantik, akan tetapi lebih mendekati kepada busana mirip badut yang
mengundang gelak tawa.
0 komentar:
Posting Komentar