B. Sejarah Tari Ronggeng Bugis
Berdasarkan sejarah, pada saat daerah Cirebon terbebas dari kekuasaan Kerajaan Maharaja Pakuan Pajajaran Sunan Gunung Jati menyatakan kemerdekaan. Lalu Sunan Gunung Jati membentuk sebuah kelompok yang dinamakan Pasukan Telik Sandi. Pasukan Telik Sandi bertugas untuk melakukan kegiatan spionase di wilayah Pajajaran untuk mengetahui deklarasi kewenangan penuh negara islam di Cirebon yang memiliki Keunikan nusantara.
Pada saat itu Kerajaan Cirebon dibantu oleh pasukan Bugis yang ada di Cirebon. Dengan menyamar sebagai ronggeng yang biasanya wanita ini digantikan oleh pria yang berdandan layaknya seorang penari wanita. Dari penyamaran yang dilakukan oleh para pasukan yang bermacam-macam jenisnya membawa kemenangan bagi misi pasukan Sunan Gunung Jati dan sekarang tarian ini menjadi Fungsi seni pertunjukan bagi masyarakat.
Dan atas dasar penyamaran tersebut muncullah Tarian Ronggeng Bugis, yang semua penarinya adalah laki-laki dengan make up dan aksesoris perempuan. Juga mempunyai pandangan unik dan melambangkan keagungan sekelompok prajurit Sunan Gunung Jati dalam mengabdi kepada bangsa dan negaranya, walaupun cara apapun dilakukan asalkan tidak melanggar ketentuan yang diajarkan oleh agama.
Tari ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Jadi pada tahun 1990 setelah diajarkan di Keraton Kecirebonan oleh Bapak Handoyo dengan support Pangeran Yusuf Dendabrata, maka tari ini bisa dikenal oleh masyarakat luas. Dan mulai diinovasikan terutama pada acara festival Keraton Nusantara juga selalu diikut sertakan di tahun 1994 di Yogyakarta.
Dan pada tanggal 22-30 September 2002 di Lampung Selatan ditampilkan oleh Dilomat Pramuka STAIN (Perguruan Tinggi Islam) Cirebon ke berbagai daerah di Nusantara. 23-31 Agustus di Kepualauan Seribu, tahun 2008 ke Palembang.
Gerakan yang dilakukan menimbulkan kesan lucu, karena setiap gerakan mereka harus selalu waspada pada saat menjalankan suatu penyamaran, takut diketahui oleh para musuhnya. Meskipun dalam pelaksanannya lumayan sulit, karena terkadang sifat laki-lakinya muncul pada saat menari. Pakaian nya terdiri dari semacam kemeja perempuan bermotif, kain batik, slendang serta aksesoris seperti bunga yang diletakkan di kepala. Pementasan Ronggeng Bugis diiringi oleh gamelan/waditra yang terdiri atas : kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron.
Para penari semuanya laki-laki yang menggunakan kebaya berwarna menyolok dan terang. Sanggul kecil ditempelkan di belakang kepala pada posisi miring. Make up menyolok dan gambar bibir yang miring sehingga perpaduan seluruh hiasan yang digunakan memunculkan kesan lucu yang mengundang tawa. Tata rias dan pakaian yang digunakan tidak selamanya baku. Semua dapat berubah-ubah sesuai dengan bayangan kesan yang akan mengundang gelak tawa penonton.
Jumlah penari pada satu pementasan tidak ditentukan secara khusus. Rata-rata berjumlah antara empat sampai dengan sembilan orang. Jumlah penari akan disesuaikan dengan luas arena pertunjukkan. Tarian tersebut rata-rata memerlukan arena cukup luas karena dilakukan dengan gerakan lincah; penuh gerakan atraktif; dan dilakukan oleh beberapa penari.
Atraksi tari dimulai dengan munculnya seorang penari yang memperagakan gerakan lucu. Gerakan tarian yang dibawakan beritmik pelan dan gemulai. Setelah itu, muncul enam penari lain beriringan melakukan gerakan tari yang sama, berlenggang-lenggok dengan berbagai gerakan. Gerakan selanjutnya adalah gerakan yang mengandung cerita lucu. Berbagai gerakan lucu tersebut berlangsung antara sepuluh hingga lima belas menit. Kelucuan tidak terbatas pada gerakan, juga memanfaatkan hiasan yang dikenakan. Misalnya sanggul salah seorang penari copot, lalu sanggul tersebut dilemparkan ke arah pemain gamelan, dan lain sebagainya.
Jalannya pertunjukan, apabila dilakukan pada panggung pertunjukan diawali dengan tetalu kurang lebih selama 5 menit. Penari keluar pada penampilan pertama gerak tarinya masih lembut. Pada penampilan berikutnya gerak tarinya lincah dan dinamis, semua anggota tubuh termasuk mata, mulut dan rambut digerakkan dengan lucu dan di dominasi oleh gerak mengintai dan mengawasi. Apabila telah dianggap cukup waktunya, maka pertunjukan diakhiri dengan gerak tari berjalan. Penari Telik Sandi biasa ditarikan oleh minimum 4 orang bahkan bisa sampaibelasan orang. Namun setiap individu penari bisa melakukan improvisasi gerak sesuai dengan gaya masing-masing. Busana yang digunakan adalah busana mirip badut yang memiliki kesan lucu, sehingga tak jarang masyarakat yang melihat pun tertawa. Hal tersebut merupakan ciri khas dari tarian Ronggeng Bugis ini.
Ikhwan salah satu pelaku seni di Cirebon, menuturkan, nama tari ini berasal dari dua kata yaitu Ronggeng dan Bugis. Secara umum, Ronggeng adalah penari wanita. Sedangkan Bugis adalah nama sebuah suku di Sulawesi Selatan.
Secara harfiah nama kesenian ini terdiri dari dua kata yaitu ronggeng dan bugis. Secara umum pengertian ronggeng adalah penari wanita atau tondak primadona sebagai teman menari, misalnya pada Tari Tayub. Di Cirebon ada juga seni pertunjukan rakyat yang penarinya adalah monyet yang disebut dengan ronggeng kethek (ledek munyuk), tarian monyet yang jenaka yang meniru gerak-gerik manusia.
Namun yang dimaksud ronggeng dalam Ronggeng Bugis ini adalah penari pria yang berbusana wanita. Yang dimaksud dengan busana wanita disini pun bukanlah busana dengan tata rias yang cantik, akan tetapi lebih mendekati kepada busana mirip badut yang mengundang gelak tawa. Atraksi tari dimulai dengan munculnya seorang penari yang memperagakan gerakan lucu. Gerakan tarian yang dibawakan beritmik pelan dan gemulai. Setelah itu, muncul enam penari lain beriringan melakukan gerakan tari yang sama, berlenggang-lenggok dengan berbagai gerakan. Gerakan selanjutnya adalah gerakan yang mengandung cerita lucu. Berbagai gerakan lucu tersebut berlangsung antara sepuluh hingga lima belas menit. Kelucuan tidak terbatas pada gerakan, juga memanfaatkan hiasan yang dikenakan. Misalnya sanggul salah seorang penari copot, lalu sanggul tersebut dilemparkan ke arah pemain gamelan, dan lain sebagainya.
Jalannya pertunjukan, apabila dilakukan pada panggung pertunjukan diawali dengan tetalu kurang lebih selama 5 menit. Penari keluar pada penampilan pertama gerak tarinya masih lembut. Pada penampilan berikutnya gerak tarinya lincah dan dinamis, semua anggota tubuh termasuk mata, mulut dan rambut digerakkan dengan lucu dan di dominasi oleh gerak mengintai dan mengawasi. Apabila telah dianggap cukup waktunya, maka pertunjukan diakhiri dengan gerak tari berjalan. Penari Telik Sandi biasa ditarikan oleh minimum 4 orang bahkan bisa sampai belasan orang.
Namun setiap individu penari bisa melakukan improvisasi gerak sesuai dengan gaya masing-masing.setiap tari memiliki seni dan dan sejarahnya masing-masing maka lestarikanlah adat dan kebudayaan indonesia untuk memperkental dan menambah nilai nilai kebudayaan yang bermakana karena setiap para penerus bangsa ialah kita sebagai pemuda dan pemudi indonesia wajib menjaga dan mengembangkanya itulah sejarah dari tari ronggeng bugis yang saya dapatkan dari berbagai wilayah dan media dengan tujuan untuk menambahkan wawasan serta pengetahuan yang dinamis untuk bangsa yang milenial seperti sekarang ini terimakasih anda telah membaca blog kami.
0 komentar:
Posting Komentar