Ronggeng Bugis unik, lucu, jenaka





Unik, lucu, dan jenaka itulah tari Ronggeng Bugis. Jika memperhatikan namanya tarian ini terdengar seperti tidak  berasal dari Jawa Barat, namun ternyata tarian ini berasal dari salah satu kota dipesisir utara Pulau Jawa yaitu Kota Cirebon.

Pada awalnya tarian ini dibuat bukan hanya suatu bentuk karya tari saja, tarian ini justru memiliki maksud dan tujuan tertentu. Sekitar abad 15 an Robnggeng Bugis digagas oleh orang berasal dari Suku Bugis yang tengah bermigrasi ke Kota Cirebon, Kemudian ia bersama kelompok tarinya dikirim ke Kerajaan Sunda Galuh yang merupakan penyatuan dua kerajaan besar di Tanah Sunda. Tujuannya untuk sebuah misi politik pada saat itu.

“Ronggeng Bugis itu muncul ketika itu pada waktu kesunanan Cirebon Gunung Jati mau menyerang Galuh dalam rangka penyebaran agama islam, agar tidak diketahui memata-matai itu dia melihat kesukan yang ada di Kerajaan Galuh itu berapa. Kebetulan pada waktu itu ada orang bugis . kalau di daerah Bugis perempuan dan laki-laki itu sama setengah Dewa jadi mediator antara manusia dan leluhur, dia menjadi dukun disana. Jadi, orang sana mengatakan setengah dewa. Jadi segala apapun kegiatan dengan hal tradisi dan kebudayaan di daerah bugis itu dicapai menjadi penting kebudayaan sana”. Kata seorang Budayawan.

Tarian penampilan  seperti perempuan ini dimaksudkan untuk mengelabui dan menjauhkan rasa curiga masyarakat yang melihatnya. Dari penampilan ini mereka berhasil masuk ke Keraton Kerajaan. Dan lucu seperti menggelengkan kepala juga merupakan salah satu para penari untuk melihat bagaimana kondisi dan situasi Kerajaan Sunda Galuh.

Hingga pada tahun 1990 an seorang seniman asal Cirebon yang bernama Handoyo mengkreasikan Ronggeng Bugis menjadi tarian yang lebih komikan. Ditambah riasan yang  unik pada wajah para penari nya dibuat lucu menyerupai badut menambah kesan tarian ini menjadi lebih humoris. Hingga kini tarian Ronggeng Bugis masih terus dilestarikan. Salah satunya oleh Institut Seni Budaya Indonesia diKota Bandung. Tarian ini pun sempat menjadi mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswanya.

Untuk menambahkan kesan humoris pada tarian tersebut ternyata tidaklah mudah, namun menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para penarinya, misalkan:

  •    “Pada gerakan yang natural, gerakan yang lebih kenyata seperti bodorannya”. Kata penari.
  •       Kesulitan pada karakter, ketika seseorang yang mempunyai peran sebagai seorang Putri  Nyi Mas Gandasari yang datang   menyamar seorang Ronggeng Bugis, ada seorang Raja namanya Raja Galuh ini sampai jatuh cinta kepada Putri Nyi Mas Gandasari yang berubah menjadi Ronggeng Bugis ini dicintai oleh seorang Raja maka dimanfaatkan dengan betul betul. Pokonya si Raja Galuh ini hingga menyerahkan benda pusaka Kerajaannya kepada PUtri Nyi Mas Gandasari ini.


Hingga kini seni tari Ronggeng Bugis Kerap Tampil pada pada panggung pertunjukan atau panggung Festifal Budaya. Meski terlihat seperti tari humor namun tari Ronggeng Bugis ini memiliki nilai sejarah dimasa lalu.



0 komentar:

Posting Komentar