Gerak


     Cirebon adalah suatu daerah yang berada di paling ujung pinggiran pulau Jawa Barat, serta berada di sisi sebelah tetangga pulau Jawa Tengah, lokasi Cirebon ini termasuk wilayah pantura yang ramai jika waktu mudik tiba, dengan dikenal akan wilayah lautnya. Karena keberadaan tersebut, bahasa yang digunakan rata-rata masyarakat Cirebon tidak hanya bahasa Sunda. Melainkan penggunaan dengan multy bahasa, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa Cirebon sendiri. Dengan keadaan seperti itu, Cirebon kadang dijadikan anak tiri pulaunya, ketidak labilan penggunaan bahasanya menjadi olok-olok canda anak-anak muda yang berasalkan benar-benar asli orang Sunda.
Tari Ronggeng Bugis termasuk dalam tari yang jika dilhat dari segi pola gerapnya yaitu sebagai tari tradisi kerakyatan,hal ini dapat dilihat dari bagaimana bapak Handoyo(Alm) menciptakan gerak-gerak yang sederhana,pola lantai yang biasa digunakan oleh tari-tari tradisi kerakyatan yaitu pola garis lengkung dan garis lurus. Meskipun Tari Rongeng Bugis sudah memilki gerak paten,selain itu juga menitik beratkan pada keterampilan dan eksplorasi gerak penarinya. Untuk menarikan Tari Ronggeng Bugis, tidak hanya bisa dalam teknis menari,tetapi lebih ditekankan juga untuk mampu membawa emosi penonton agar ikut serta dalam menikmati tarian lewat ekspresi dramatik para penari. Pola gerak yang digunakan oleh penari Ronggeng Bugis adalah gerak tari tradisi kreasi dan bukan gerakan seperti pada tari klasik. Meskipun Tari Ronggeng Bugis ditarikan oleh penari laki-laki,namun gerak yang digunakan bukan gerakan yang gagah,kuat dan bervolume. Namun gerak dalam Tari Ronggeng Bugis lebih menitik beratkan pada pola-pola gerak dengan mengandalkan kelenturan gestur tubuh dan dibuat gerak-gerak spontanitas untuk menambah kesan humor didalamnya,termasuk di dalamnya mengolah ekspresi wajah yang menghasilkan mimik lucu.Gerak-gerak yang ada dalam Tari Ronggeng Bugis lebih banyak menggunakan gerak-gerak maknawi yang menyimbolkan gerak-gerak sebagai seorang mata-mata.

Ragam gerak dan deskripsi gerak:
 1. Incek panimbal
    Incek panimbal merupakan nama ragam gerak pertama dalam Tari Ronggeng Bugis. Ragam ini dilakukan dengan kaki berjalan memutar dan tangan kanan memegang sampur yang dilebarkan kesamping. Tangan kiri mengurai sampul dan diletakan tepat disamping pinggul.

2. Longok
  Longok berarti melihat-lihat atau menengok kearah kanan dan kiri dengan maksud rasa ingin tahu atau melihat situasi atau sebagai gambaran pengintaian. Longok termasuk gerak kepala yang dilakukan saling bergantian secara berulang-ulang,dan terkadang dilakukan oleh dua penari sambil jalan berputar.

3.  Incek iliran
 
  Incek iliran dilakukan dengan kaki berjalan ditempat dan tangan kanan dihempaskan sampai kesamping telinga dan tangan kiri memegang sampur.

4.  Lenggang
 
   Lenggang berarti mengayunkan tangan sambil jalan dengan berlenggak-lenggok dengan tangan kanan ngerayung dan kanan kiri nyekithing ditekuk kedalam tepat disamping pinggung.

5.  Injen
   Injen berarti mengintip atau melakukan pengintai dengan kaki yang dibuka lebar kaki depan kedepan dan kaki kiri kebelakang. Kedua tangan miwir sampur dan diletakkan disamping dengan kedua tangan dibuka dan pandangan menoleh kearah kiri dan kanan.

6. Uiliran
 
   Uliran dilakukan dengan tangan kanan diputar disamping pelipis kanan dan tangan kiri menopang tangan kanan,gerak ini dilakukan sambil berjalan atau hanya ditempat. Gerak uliran ini disimbolkan sebagai gerak untuk berpikir melakukan sesuatu atau mencari ide.

7. Blubuk Nyungkur
 
   Ragam gerak blubuk nyungkur merupakan gerak yang dilakukan gerak yang dilakukan dengan loncat-loncatsambil mengintai atau melihat situasi.

8. Dedengulan
 
   Dedengulan ialah menari berpasangan berhadap-hadapan dengan menganggukan kepala secara memutar dan dilakukan dengan pasangan atau bisa juga dilakukan sendiri. Gerak dedengulan merupakan simbol atau memiliki arti saling berbagai informasi.

9. Napak gili
 
   Ragam gerak napak gili berarti berjalan pelan-pelan dengan merentangkan kedua tangan kesamping yang dirapatkan dengan teman-teman disamping kiri dan kanan masing-masing gerak napak gili merupakan simbol atau memilki arti berjalan perlahan untuk mengintai musuh.

10. Grubugan
 
   Grubukan dilakukan dengan membalikan badan dan membelakangi penonton sambil menggoyangkan pinggul kekiri dan kekanan dan dilakukan secara berkelompok dan saling berdempetan gerakan ini memiliki arti untuk mengelabui musuh.

 11. Incek blarak sengke
 
   Incek blarak sengke ditarikan dengan berjalan memutar dan kedua tangan nyekithing menjepit sampur kearah samping kiri.

12. Sirig injen
 
   Sirig injen ditarikan dengan kaki jinjit secara bergantian dan lari kecil-kecil kemudian posisi kepala menoleh kekiri dan kedua tangan berada di pelipis rahang kanan dengan telapak tangan kanan terbuka dan tangan kiri membuat angka satu dengan jari telunjuk.

13. Gepak-gepak
   Gepak-gepak dilakukan dengan berjalan ditempat dan kedua tangan disilangkan dan dibuka secara bergantian didepan wajah.

14. Lembean
    Lembean dilakukan dengan berjalan sambil kedua tangan mengayun kesamping secara bergantian dengan posisi badan tetap mendek.

15. Silir
   Silir merupakan ragam gerak yang menyimbolkan selamat tinggal atau sampai jumpa.

16.  Napak galeng
    Napak galeng dilakukan dengan kedua tangan miwir kedua sampur kesamping dan kaki ditapakkan kedepan secara bergantian.

17. Bubungahan
    Bubungahan sebagai ragam penutup Tari Ronggeng Bugis gerakan
ini merupakan gerak inprovisasi para penari.

        GerakTari Ronggeng bugis termasuk dalam tari yang jika dilihat dari segi pola garapnya yaitu sebagai tari trdisi kerakyatan, hal ini dapat dilihat dari bagaimana bapak Handoyo (alm) menciptakan gerak-gerak yang sederhana, pola lantai yang biasa digunakan oleh tari-tari tradisi kerakyatan yaitu pola garis lengkung dan garis lurus.Meskipun Tari Rongeng Bugis sudah memiliki gerak paten, selain itu juga menitikberatkan pada keterampilan dan eksplorasi gerak penarinya. Untuk menarikan Tari Ronggeng Bugis, tidak hanya bisa dalam teknis menari, tetapi lebih ditekankan juga untuk mampu membawa emosi penonton agar ikut serta dalam menikmati tarian lewat ekspresi dramatik para penari.Pola gerak yang digunakan oleh penari Ronggeng Bugis adalah gerak tari tradisi kreasi dan bukan gerakan seperti pada tari klasik. Meskipun tari Ronggeng Bugis ditarikan oleh penari laki-laki, namun gerak yang digunakan bukan gerakan yang gagah, kuat dan bervolume. Namun gerak dalam tari Ronggeng Bugis lebih menitik beratkan pada pola-pola gerak dengan mengandalkan kelenturan gestur tubuh dan dibuat gerak-gerak spontanitas untuk menambah kesan humor didalamnya, termasuk di dalamnya mengolah ekspresi wajah yang menghasilkan mimik lucu.Gerak-gerak yang ada dalam tari Ronggeng Bugis lebih banyak menggunakan gerak-gerak maknawi yang menyimbolkan gerak-gerak sebagai seorang mata-mata. Gerakan yang dilakukan dalam tarian ini menimbulkan kesan lucu, karena setiap gerakan mereka harus selalu waspada pada saat menjalankan suatu penyamaran, takut diketahui oleh para musuhnya. Meskipun dalam pelaksanannya lumayan sulit, karena terkadang sifat laki-lakinya muncul pada saat menari. Pakaiannya sendiri terdiri dari semacam kemeja perempuan bermotif, kain batik, selendang, serta aksesoris seperti bunga yang diletakkan di kepala.“Tari Ronggeng Bugis ini ialah salah satu dari banyaknya tarian tradisional yang ada di Jawa Barat. Tapi sayang, tari ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar